Sunday, October 31, 2010

Ilmu Sosial Dasar

BAB 1
PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR


1. Sekilas tentang Ilmu-ilmu Sosial, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-ilmu Sosial Dasar
a. Ilmu-ilmu Sosial
Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Dari filsafat itu kemudian lahir 3 cabang pengetahuan yaitu :
- Natural Science (Ilmu-ilmu Alamiah), meliputi : fisika,kimia astronomi, biologi,botani, dll
- Social Sciences (Ilmu-ilmu Sosial), terdiri dari :sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah,psikologi, geografi, dll
- Humanities (Ilmu-ilmu Budaya) meliputi : bahasa, agama, kesenian, dll

b. Ilmu Pengetahuan Sosial
Paham studi sosial berkembang dan berpengaruh terhadap kurikulum pada sekolah-skolah di Amerika Serikat dari tahun 1940 sampai sekarang . Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang di sederhanakan untuk

c. Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

2. Latar Belakang Ilmu Sosial Dasar
Latar belakangnya diberikan Ilmu Sosial Dasar dimulai dari banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada system pendidikan di Perguruan Tinggi oleh sejumlah cendikiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. System pendidikan yang tengah berlangsung saat ini di anjurkan untuk menghasilkan tenaga ahli yang terampil dan memiliki 3 jenis kemapuan yaitu kemampuan personal, kemampuan akademik dan kemampuan professional.
Kemampuan personal adalah kemampuan pribadi. Para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila), serta memiliki pandangan luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Kemampuan Akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis dan sistematis dan analitis, mempunyai kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasikan dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternative pemecahannya.
Kemampuan Profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan dan diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.

3. Ilmu Sosial Dasar sebagai komponen MKDU
Secara spesifik program Mata Kuliah Dasar Umum bertujuan menghasilkan warga Negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
a. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
b. Memiliki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta Tanah Air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi kebanggaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
c. Berjiwa pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadiann yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan Nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
d. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah serta secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.
e. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.

4. Ruang Lingup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, yaitu :
a. Adanya berbagi aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial, sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekata yang berbeda-beda oleh bidang-bidang pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendiri maupun gabungan (antar bidang).
b. Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tetapi juga adanya amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan-hubungan setiakawan dan kerjasama dalam masyarakat itu.

5. Masalah-masalah Sosial dan Ilmu Sosial Dasar
Pengertian masalah sosial ada dua, yaitu :
a. Menurut umum atau warga masyarakat bahwa segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial
b. Menurut para ahli, masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi mereka mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauaan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.

BAB 2
PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

1. Masalah Penduduk Dunia
Pada prinsipnya pertambahan penduduk dunia yang meningkat sedemikian cepat merupakan suatu ancaman bagi kehidupan umat manusia itu sendiri, walaupun percepatan pertambahan penduduk di setiap Negara di dunia satu sama lain berbeda-beda. Sedemikian bertambah anak manusia, sedemikian pula bertambahnya fasilitas hidup, termasuk di antaranya lahan utuk pemukiman dan pertanian. Dengan begitu, semakin padatlah penduduk di planet bumi, seiring dengan itu, semakin sempit pulalah lahan buat pemukiman dan pertanian. Selain lahan, mereka juga akan membutuhkan berbagai sumber alam lainnya, untuk menunjang kehidupannya.
Semakin banyak sumber-sumber alam yang di konsumsikan oleh umat manusia, semakin cepat terkuras pula cadangan sumber-sumber alam di perut bumi.
Pada sisi lain, apabila secara terus menerus umat manusia mengkonsumsi sumber-sumber alam, semakin berkembang dan semakin pekatlah unsure-unsur polutan di darat, di perairan bahkan di udara.
Pertumbuhan penduduk dunia secara eksponensial tidak saja akan menguras potensi lahan dan sumber alam, diluar itu masih menambah beban berjuta, bahkan bermilyar ton zat-zat polutan terhadap system ekologi di planet bumi ini. Dengan demikian keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup di bumi semakin goyah dan terancam punah.

2. Konsep Keseimbangan Dinamis
Baik pertambahan pendudu yang meningkat dengan cepat, atau berkurangnya penduduk secara drastis dalam jangka pendek ataupun jangka panjang akan menanggung resiko yang berat bagi Negara-negara di dunia. Konsep keseimbangan dinamis berarti pertambahan populasi penduduk dapat terkontrol, terukur, di samping dapat terpenuhi berbagai kebutuhan hidup yang menyangkut kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan-kebutuhan material berkaitan dengan konsumsi sumber-sumber alam yang terpaut pada kegiatan sosial ekonomi. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut spiritual menyangkut tentang religi, kepercayaan dan kebudayaan.

3. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan
a. Pendidikan
Kurang lebih 50% anak-anak usia sekolah di pedesaan=pedesaan di Negara afrika, asia, amerika latin tidak dapat mengenyam kesempatan pendidikan formal, karena tekanan ekonomi dan kemiskinan yang melilit kehidupan mereka. Berkaitan dengan itu, penduduk yang sudah tidak buta huruf masih sangat terbatas jumlahnya. Misalnya di India baru 28% saja, di Pakistan antara 16-18%, di Guatemala dan Bolivia (Amerika Latin) masing-masing 38 dan 32% saja dari seluruh jumlah penduduk Negara-negara yang bersangkutan. Dengan sarana komunikasi yang masih sangat terbatas, penduduk pedesaan-pedesaan pedalaman Afrika praktis masih terisolasi dan dapat di pastikan presentase jumlah buta hurufakan lebih tinggi dari jumlah penduduk buta huruf di Negara-negara berkembang lainnya.

b. Kesehatan
UNICEF memberikan prioritas pelayanan kesehatan kepada anak-anak balita, yang terbagi dalam 4 program, yaitu mengikuti pertumbuhan anak, ASI, imunitas dan ORT. Dalam penelitian lapangan ternyata 25% anak-anak di Negara-negara berkembang menderita kurang gizi yang tidak ketahuan. Hanya 1% saja anak-anak di dunia yang jelas-jelas ketahuan menderita penyakit kekurangan gizi. Tingkat kematian akibat kurang gizi di Indonesia mencapai tingkat tertinggi, pada kelompok anak-anak umur 0-1 tahun adalah 100 orang di antara 1000 anak. Di Negara-negara lain angka kematian penderita kurang gizi di antara 1000 anak adalah sebagai berikut : Filiphina 50, Thailand 50, Srilangka 43, Malaysia 30, Singapura 11, di Swedia, Jepang dan Finlandia masing-masing 7. Program bagi anak-anak balita di harapkan dapat mengurangi angka kemaian sebanyak 50%.
Program penggunaan ASI mendapat tanggapan positif tidak saja oleh para kaum ibu di Negara-negara berkembang, tetapi juga oleh ibu-ibu di Negara maju. UNICEF mencatat, pada tahun 1973, ibu-ibu yang menyusui anaknya di Negara Skandinavia (Eropa Utara) hanya 30% saja,pada tahun 1983 melonjak menjadi 90%. Kejadian yang mirip sama terjadi di Australia, Selandia Baru, Perancis, Amerika Serikat, Spanyol, dan Jepang.
Program imunisasi, setiap tahun dapat menyelamatkan 5 juta anak dari kematian, dan 5 juta anak lainnya terbebas dari cacat tubuh yang di sebabkan oleh 6 macam penyakit yang dapat di kebalkan setiap tahun.
Program OTR dapat menekan angka kematian 2,5 juta anak, di antara 5 juta anak yang meninggal setiap tahun karena menderita diare.

4. Pengawetan Tanah dan Air
Focus usaha-usaha pengawetan tanah dan air lebih dititik beratkan kepada usaha-usaha melestarikan hutan, antara lain dengan system rotasi. Di luar kawasan hutan usaha penghijauan pekarangan, kebun jalur hijau dan taman-taman di lingkungan pada umumnya. Menjaga kelestarian lahan pertanian di kaki dan lereng pegunungan di gunakan system sabuk lingkar gunung.

5. Peningkatan produksi Pangan
Program bank dunia periode 1985-2000 diharapkan akan menaikkan produksi pertanian sebesar 5%. Kredit Investasi 1975-1977 dalam program peningkatan produksi pangan di Negara berkembang dialokasikan sebesar 7 milyar dolar, terbagi dalam 2 program yaitu proyek pembangunan pedesaan dan Pembangunan Pertanian. Dari tahun ke tahun alokasi kredit investasi Bank Dunia cenderung meningkat terus, sejajar dengan perkembangan pembangunan pedesaan dan pembangunan sector pertanian di Negara berkembang.

6. Faktor-faktor dasar Kependudukan
Yang menjadi factor dasar terhadap perkembangan jumlah penduduk denngan berbagai akibatnya adalah :
a. Kelahiran
Besar kecilnya kelahiran disebut tingkat kelahiran. Untuk menghitung tingkat kelahiran ini ada dua cara yaitu :
- Tingkat kelahiran kasar/Crude Birth Rate (CBR)
- Tingkat kelahiran khusus pada kelompok umur tertentu/Age Spesific Birth Rate (ASBR) misalnya kelompok umur penduduk : 15 – 19 tahun, 20 – 29 tahun, dan sebagainya.
Dari tingkat kelahiran penduduk dapat di golongkan menjadi :
a. Termasuk tinggi : lebih dari 30 orang/1000penduduk
b. Termasuk sedang : 20 – 30 orang/1000penduduk
c. Termasuk rendah : 20 orang/1000penduduk

b. Kematian
Besar kecilnya jumlah kematian itu disebut tingkat kematian. Untuk menghitung tingkat kematian ini ada dua cara, yaitu :
- Tingkat kematian kasar/ Crude Death Rate
Tingkat kematian inipun dapat digolongkan menjadi :
a. Tergolong tinggi : lebih dari 19 orang/1000 penduduk
b. Tergolong sedang : 14 – 18 orang/1000 penduduk
c. Tergolong rendah : 9 – 13 orang/ 1000 penduduk
- Tingkat kematian khusus/ tingkat kematian pada kelompok umur dibawah 1 tahun yang disebut Infant Mortality Rate.
Untuk IMR inipun dapat digolongkan menjadi 4 yaitu :
a. Tergolong sangat tinggi : 19orang/1000 kelahiran
b. Tergolong tinggi : 75 – 125 orang/1000 kelahiran
c. Tergolong rendah : 35 – 75 orang/1000 kelahiran
Tingkat kematian kelompok umur tertentu tersebut, di samping pada kelompok di bawah 1 tahun, juga dapat di hitung tingkat kematian pada kelompok umur tertentu yang lain misalnya : 5 – 9 tahun, 10 – 19 tahun dan sebagainya.

7. Migrasi atau perpindahan
Perpindahan atau migrasi ini ada dua macam :
a. Migrasi ke luar/ Out Migration/ Emigrasi

b. Migrasi masuk/ In Migration/ Migrasi
Untuk migrasi ini dapat di hitung Migrasi Netto (migrasi bersih), yaitu jumlah dari selisih emigrasi dengan imigrasi perjumlah penduduk kali 1000. Dari migrasi nett inilah yang mempengaruhi pertambahan penduduk. Migrasi/perpindahan ini menurut lokasi atau daerah dapat di bagi menjadi :
a. Perpindahan antar Negara disebut Emigrasi/Imigrasi, untuk bertempat tinggal tetap.
b. Perpindahan antar pulau dalam suatu Negara disebut transmigrasi (tempat tinggal tetap)
Macam-macam transmigrasi antara lain:
- Transmigrasi Umum
- Trasmigrasi spontan
- Transmigrasi sektoral
- Transmigrasi ABRI
- Transmigrasi Bedol desa,dll

c. Perpindahan dari desa ke kota di sebut urbanisasi yang hal ini sebagian besar lebih banyak menimbulkan masalah kependudukan untuk daerah kota misalnya karena kurangnya lapangan pekerjaan maka timbul pengangguran, volume kejahatan bertambah, gelandangan dan sebagainya. Sebab-sebab perpindahan yaitu antara lain karena alas an ekonomi, agama, politik,dll.

8. Perkembangan penduduk
a. Bagi Negara yang sedang berkembang
Berhubung semakin tahun semakin besar tingkat kelahiran penduduk pada khususnya maka hal tersebut akan menimbulkan berbagai problem atau masalah penduduk.hal ini terutama sangat dirasakan oleh Negara-negara yang sedang berkembang. Masalah kependudukan tersebut di antaranya yaitu :
- Rendahnya inome perkapita penduduk, karena belum semua sumber alam dapat diolah sendiri, dan belum semua penduduk mendapatkan lapangan kerja.
- Rendahnya tingkat kependidikan masyarakat, karena untuk penyelenggaraan pendidikan di perlukan biaya. Dalam hal ini pemerintah belum dapat mencukupi semua fasilitas pendidikan, baik gedung, guru-guru, alat sekolah, dll. Untuk itu masyarakat perlu berpartisipasi, padahal income perkapita masyarakat relative rendah maka tak semua orangtua dapat membiayai anak-anaknya.
- Penyebarn penduduk yang tidak merata untuk itu antar pulau yang satu dengan yang lain tak sama padatnya. Kepadatan terasa pada daerah perkotaan dan daerah yang subur. Untuk Indonesia kepadatan yang sangat terasa di Jawa dan Bali.
- Tempat tinggal penduduk yang kurang memenuhi ukuran kehidupan yang layak dan higienis.

b. Bagi Negara yang modern/maju
Masalah kependudukan yang timbul tersebut bagi berbagai golongan Negara adalah tidak sama.contohnya bagi Negara-negara yang sudah maju dengan berbagai tekhnologinya itu maka masalah kependudukan yang di timbulkan antara lain :
- Kurangnya tenaga kerja manusia
- Rendahnya tingkat kelahiran

9. Kebijaksanaan pemerintah Terhadap masalah Kependudukan
Dengan adanya berbagai masalah yang timbul dari perkembangan penduduk di atas, maka setiap pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya akan mengambil dan melakukan berbagai kebijaksanaan dalam hal tersebut. Untuk kebijaksanaan itu antara berbagai Negara dan berbagai golongan tingkatan perkembangan Negara adalah tidak sama.
- Bagi Negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, kebijaksanaan ini pada umumnya di sesuaikan dengan falsafah/pandangan hidup dari bangsa di Negara itu sendiri. Khususnya pada Negara-negara yang sedang berkembang melakukan kebijaksanaan dengan berbagai program, misalnya untuk Indonesia dengan melaksanakan :
a. Program Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian
b. Program industrialisasi
c. Program pendidikan kependudukan
d. Program keluarga berancana
e. Program transmigrasi
- Tiap Negara pada saat ini bekerja sama di dalam mengatasi masalah kependudukan yang pelaksanaannya menunjang kebijaksanaan kependudukan nasional.

BAB 3
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT


Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kea rah yag lebih maju dan lebih dewasa . Pertumbuhan itu antara lain dapat di tinjau dari tiga aliran yaitu :
- Asosiasi
- Psikologi Gestalt
- Sosiologi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dilihat dari tiga pendirian,yaitu :
- Nativistik
- Empiristik dan Environmentalistik
- Konvergensi dan interaksionisme

Tahap pertumbuhan berdasar psikologi. Pertumbuhan individu dari saat lahir sampai dewasa melalui masa-masa :
- Vital
- Estetik
- Intelektual
- Remaja
- Usia Mahasiswa

Fungsi-fungsi keluarga yaitu :
- Sebagai tempat atau wahana pembentukkan kepribadian anak-anak dari anak keturunan keluarga tersebut.
- Berfungsi sebagai alat reproduksi keribadian-kepribadian
- Sebagai eksponen dan perantara (transmisi) kebudayaan masyarakat, sebab keluarga menempati posisi kunci
- Sebagai lembaga perkumpulan ekonomi, dan
- Sebagai pusat-pusat pengasuhan dan pendidikan anak-anak sebagai generasi penerus.

Pembagian kerja pada kelompok-kelompok masyarakat sederhana lebih dititikberatkan pada keterbatasan dan kemampuan fisik (antara wanita dan pria). Oleh karena itu pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik dilakukan oleh para laki-laki. Sebaliknya pekerjaan-pekerjaan yang lebih ringan di kerjakan oleh para wanita .

Dalam lingkungan kelompok masyarakat maju, yang terbagi menjadi masyarakat non industry dan masyarakat industry, pembagian kerja menjadi lebih kompleks, lebih rumit dan lebih khusus.
Sejalan dengan berkembangnya industry, lahirlah kelompok masyarakat pemilik modal (disebut majikan) dan kelompok kerja. Berpangkal tolak dari penggolongan kelas-kelas pekerja, dapat di bedakan menjadi pekerja kasar, pekerja kelas menengah dan pekerja kelas tinggi.

Individu diartikan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.

Pengertian keluarga ada beberapa pendapat :
- Sigmund Freud berpendapat bahwa keluarga adalah perwujudan dari adanya perkawinan antara pria dan wanita, sehingga keluarga itu merupakan perwujudan dorongan-dorongan seksual.
- Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa keluarga itu adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hirarki, eksensial enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh golongan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya

Pengertian masyarakat juga ada beberapa pendapat :
- Drs. JBAF. Mayor Polak berpendapat bahwa masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri dari kolektiva-kolektiva serta kelompok-kelompok dan sub-sub kelompok.
- Prof.M.M.Djojodiguno berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu kebulatan dari segala perkembangan hidup bersama antara manusia dengan manusia
- Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.

Individu mempunyai makna langsung apabila konteks situasional adalah keluarga atau lembaga sosial sedangkan individu dalam konteks lingkungan sosial yang lebih besar, seperti masyarakat atau nasion, posisi dan peranannya semakin abstrak.