BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan
alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang
mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja
mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan
dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi
pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan berbagai kategori
umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan
dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada
salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas
kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga
ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan
adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah
seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi
berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya
sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang
mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak
pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya
diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa
mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah
perokok
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1. Apa dampak dari merokok?
2. Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?
3. Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4. Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
-Untuk mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Metode Penelitian
1.5.Sistematika penulisan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Pengertian Rokok
2.2.Dampak dari merokok
2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya mengatasi rokok
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi pembakaran rokok
3.3.Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar dan Asap Rokok
3.5.Gas CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin dan kerja nikotin
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter
pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi
menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan
kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya
disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru
atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal
hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa
Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.
Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari
para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan
kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai
muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian
yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk
kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan
saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa
lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu
terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang
di sekitar perokok yang bukan perokok.
2.2. Dampak dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh
perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang
dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel.
Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida,
amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol,
kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu
– ribu zat di dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi
Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560
orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta
kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut
tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun
dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok
memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang
dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini
berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia
yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang
bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga
mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan
produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan
karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para
ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan
klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats
seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok.
Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat
menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi
dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat
menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok
aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap
asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa
mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang
masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di
sekolah maupun di luar sekolah.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu
orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena
diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO
(karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine
(yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke
dalam jalan napas.
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
Gelisah, tangan gemetar (tremor)
Cita rasa / selera makan berkurang
Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua
tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik
yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda
yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer &
Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2. Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar
teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok
terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga
karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan.
Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang
yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah
menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang
rendah (Atkinson, 1999).
4. Iklan rokok ternyata…
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok
adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut
berperilaku seperti itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang
saja. Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4. Upaya mengatasi rokok
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu
dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan
oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam
melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering
dijadikan tempat merokok.
Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para
pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh
ketika masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2
minggu)
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul keinginan untuk merokok
Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok
dan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti pensil, pena, atau membaca buku
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah korek api
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah
makan, gosok gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang
membuat lupa pada rokok
Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya
merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker,
stroke, keguguran, dll.
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga
yang menderita salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit
tersebut menyerang diri kita sendiri.
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan
seperti berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau
hobi Anda.
Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau
nyaman, maka katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak
mungkin bisa mengatasi masalah yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih
atau perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi
merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan
tentang niat berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota
keluarga yang akan menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok
tercapai.
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1. Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran
bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering,
kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen
(H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain
yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan
secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa
seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran
yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini
terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
3.2. Reaksi pembakaran rokok
Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi
senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan
oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung
pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang
terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur
400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia
yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi
banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun
yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan
berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu
disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok.
Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati
temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi
dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area
temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur
sekitar 37oC.
3.3. Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin
yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap
pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui
temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya
uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap
nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi
sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi.
Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi
sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru
masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami
keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada
bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak
tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses
pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses
pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang
bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses
pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi
dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi
pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
3.4. Tar dan Asap Rokok
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan
mengiritasi paru – paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan
penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus
menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal
oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat
meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang
tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung
kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi
kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh,
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang menyebabkan :
Batuk-batuk atau sesak napas
Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,
lidah atau bibir.
3.5. Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh
darah. Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada
oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan
berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia
karena keracunan karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak akan
sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok
dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh
negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.
3.6. Nikotin dan kerja nikotin
Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem
syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga
menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling
sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf
tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh
darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.
Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah
bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam
memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat
diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran
darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat
ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin
dapat ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :
- Jantung berdebar-debar
- Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, berhubungan erat terjadinya serangan jantung
Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak.
Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral
tegmental area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan
melepaskan dopamin di nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang
diyakini menimbulkan perasaan tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok
akan kembali merokok untuk memperoleh efek nyaman itu.
Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin
berkurang dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala
putus obat berupa iritabilitas dan stress.
Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena
rasa ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai
pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42,
namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline
yang bekerja dengan dua cara. Pertama, verenicline menstimulasi reseptor
untuk melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi
gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang
ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi
bila merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga
mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat
diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin
berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun
ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara
perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan
waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi
abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok
jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4
ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.
Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti
aseton, butan, arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama
seperti yang ditemukan pada bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan
dampak buruk rokok?
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok
itu lebih banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila
hal ini dibiakan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan
permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya
masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.Namun
hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2. Saran
Setelah membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan
bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan
merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya
menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang
mengancam jiwa mereka.
Thursday, May 16, 2013
Contoh Karya Ilmiah tentang Bahaya Merokok
Penalaran Induktif
Pengertian
Penalaran Induktif
Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Ada 3
jenis penalaran induksi, yaitu :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Generalisasi juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum.
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Generalisasi juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum.
Contoh :
Bila
seorang berkata bahwa mobil adalah semacam kendaraan pengangkut, maka
pengertian mobil dan kendaraan pengangkut merupakan hasil generalisasi juga.
Dari bermacam – macam tipe kendaraan dengan ciri – ciri tertentu ia mendapatkan
sebuah gagasan mengenai mobil, sedangkan dan bermacam – macam alat untuk
mengangkut sesuatu lahirlah abstraksi yang lebih tinggi ( = generalisasi lagi )
mengenai kendaraan pengangkut.
Generalisasi
dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan
loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
- Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif (Generalisasi tidak sempurna)
Sebuah
generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,
sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk menyimpulkannya.
Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk menyimpulkannya.
Contoh :
Hampir
seluruh orang di Indonesia menderita sakit magh.
Generalisasi
yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur
pengujian yang benar.
Prosedur
pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
- . Generalisasi Dengan Loncatan
Induktif (Generalisasi sempurna)
Dalam loncatan induktif suatu fenomena belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang digunakan dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan demikian loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampauikemungkinan yang diberikan oleh ebidensi itu.
2. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
Tujuan
Analogi
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi
Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
3. Kausal
Kausal adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
3. Kausal
Kausal adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Tujuan
Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a. Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a. Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
b. Akibat
ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
c. Akibat
ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh :
Pada sabtu
sore terjadi badai salju, akibatnya jalanan ditutup karena dipenuhi oleh salju.
Sumber :
Subscribe to:
Posts (Atom)