Thursday, February 24, 2011

Kebudayaan Islam

Kata peradaban (al-hadharat, civilisation) seringkali didentikkan dengan kata
kebudayaan (al-tsaqafah, culture). Dalam bahasa Arab, selain disebut sebagai al- hadharat, peradaban terkadang juga disebut dengan al-tamaddun. Karena itu tidaklah mengherankan apabila masyarakat madani kemudian diterjemahkan menjadi masyarakat beradab atau civil society. Peradaban mencakup aspek material maupun immaterial. Aspek material dicontohkan oleh piramida dan patung Spinx Mesir, istana Al-Hamra, kastil Eropa abad pertengahan, atau gedung WTC yang telah runtuh, sementara aspek immaterial dicontohkan oleh ajaran Islam, ajaran Budha, filsafat Yunani, konfusianisme, kapitalisme, atau sosialisme.

Manusia adalah makhluk yang berakal (al-hayawan al nathiq), sehingga ia mampu berpikir secara progresif dalam membentuk peradabannya. Manusia telah bergerak secara progresif dari jaman batu ke jaman logam, sampai akhirnya ke jaman silikon. Setiap jaman dimana manusia hidup mesti memiliki peradabannya sendiri-sendiri. Kecanggihan peradaban tidaklah bisa dinilai secara absolut. Suatu peradaban manusia bisa jadi sangat canggih pada masanya, namun ternyata dinilai kuno oleh generasi sesudahnya. Demikianlah seterusnya, baik dalam aspek material maupun immaterial.

Dalam aspek material, kaum Aad, kaum tsanud, dan bangsa mesir Fir’aun telah mampu membangun gedung-gedung tinggi dan kokoh, sebagaimana manusia saat ini telah mampu membangun gedung-gedung pencakar langit. Dalam aspek immaterial, setiap generasi telah menciptakan sistem filsafat dan pemikirannya sendiri-sendiri, tanpa bisa diklaim bahwa yang muncul belakangan lebih canggih daripada yang sebelumnya, sebagaimana diyakini oleh Hegel dengan konsep filsafat sejarahnya.

Sejauh yang dicatat oleh sejarah, kebudayaan atau peradaban besar telah muncul di Cina, India, Babilonia, Mesopotamia, Yunani, Inka, Persia, Romawi, Arab, dan Eropa. Jadi, peradaban besar telah muncul baik di timur (Cina, India, Babilonia,Mesopotamia, Persia, dan Arab) maupun di barat (Yunani, Inka, Eropa). Dalam perkembangan peradaban, suatu fenomena yang perlu dihadapi dengan serius ialah benturan peradaban (clash of civilisation, istilah yang dipopulerkan oleh Huntington).

Dalam segi peradaban umat manusia, Islam telah hadir lengkap dengan nilai-nilai universalnya, dalam upaya memberikan pencerahan terhadap umat manusia pada kurun waktu yang panjang, yakni mulai dari jaman Rasulullah SAW sampai sekarang dan pada area yang sangat luas mulai dari Mekkah sampai hampir seluruh belahan dunia. Dalam perjalanan sejarahnya, peradaban Islam seringkali mengalami pasang surut, baik dalam bidang keilmuan, sosial budaya, agama, ekonomi, dan politk khususnya menyangkut masalah kekuasaan.

Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara lisan dan berangsur-angsur antara tahun 610 dan 632 atau selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu umat manusia khususnya penduduk Mekkah dan Madinah masih dalam kegelapan dan buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya melalui konsistensinya dan kesesuainnya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang ditemukan manusia pada masa yang jauh setelah kematian Muhammad SAW. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam Al Qur’an dan As sunnah sangat ideal dan agung. Islam mengajarkan hidup yang dinamis, menghargai akal pikiran melalui pengembangan IPTEK, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, menghargai waktu, bersifat terbuka, mengutamakan persaudaraan dan sikap-sikap positif lainnya.

Anugerah terbesar yang sangat berharga bagi umat Islam adalah Al Qur’an. Keluarbiasaan Al Qur’an itu terletak pada aspek –aspek di dalamnya antara lain bahasa dan gaya bahasanya, substansinya, jangkauannya yang tiada terbatas, dan multifunsinya bagi umat manusia. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari Al Qur’an. Ayat 27 surat Al Fath, misalnya memberi kabar gembira kepada kaum muslimin bahwa mereka akan menaklukan Mekkah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.” (Al Qur’an Q.S. 48: 27)

Ayat tersebut mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan di Mekkah. Sebagaimana dikemukakan ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan bentang Khaibar, yang berada di bawah kekuasaan Yahudi, dan kemudian memasuki Mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi masa depan hanyalah salah satu diantara sekian banyak hikmah yang terkandung dalam al Qur’an.

Al Qur’an mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidpan umat Islam di dunia, baik pada peradaban Islam dahulu maupun peradaban modern seperti sekarang ini. Al Qur’an mempunyai multifungsi bagi umat manusia, yang terlihat pada ayat-ayatnya dan dikuatkan oleh Hadits, yang menyebutkan bahwa Al Qur’an adalah sebagai :
a) Pedoman hidup yang harus dipegang erat oleh kaum muslimin
b) Petunjuk bagi umat manusia
c) Pembeda antara yang benar dan yang salah
d) Inspirator dan pemacu terhadap kemajuan IPTEK
e) Penyembuh bagi orang-orang mumin
f) Rahmat bagi orang-orang mukmin
g) Pemberi peringatan bagi orang-orang yang lalai
h) Bacaan utama yang bernilai ibadah.

Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sudah semakin berkembang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu mengenbangkan IPTEK dalam kehidupan yang semakin modern. Perkembangan IPTEK dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai saran modern industi, komuikasi dan transportasi, misalnya terbukti sangat bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEK tidak jarang berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu orang di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tidak sedikit yang memanfatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime), pornografi, kekerasan, dan perjudian.

Disinilah peran Al Qur’an menjadi sangat penting dengan menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup agar kita tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif sebagai dampak berkembangnya IPTEK. Al Qur’an dan agama harus senantiasa kita jadikan sebagai tuntunan untuk menjalani kehidupan. Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan IPTEK, bukan berarti bahwa konsep IPTEK wajib bersumber kepada Al Qur’an dan Al Hadits, artinya bukan berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan lain sebagainya, harus didasarkan pada ayat tertentu dalam Al Qur’an, tetapi yang dimaksud adalah konsep IPTEK wajib berstandar pada Al Qur’an dan Al Hadits.

Singkat kata IPTEK tidak boleh bertentangan dengan Al Qur’an. Sebagai contoh adalah Teori Evolusi yang dikemukakan Charles Darwin. Darwin menyatakan bahwa manusia adalah keturunan kera yang berevolusi selama jutaan tahun. Teori ini tidak mempunyai dasar apapun, mengada-ada, tidak ilmiah, dan yang pasti bertentangan dengan Al Qur’an yang mengatakan bahwa manusia keturunan Adam, manusia pertama di dunia dan bukan kera. Seiring perjalanan waktu, teori evolusi mengalami keruntuhan lewat riset yang dilakukan oleh ilmuwan muslim, Harun Yahya. Harun Yahya berhasil membuktikan bahwa spesies manusia tidak mungkin berasal dari spesies kera yang berevolusi. Dan akhirnya terbukti bahwa teori evolusi hanya sebuah bualan belaka dan propaganda yang dilakukan Darwin yang tak lain dan tak bukan adalah keturunan Yahudi yang selalu ingin membuat dunia kacau.

Perjalanan panjang sejarah Islam tidak lepas dari pengaruh kepentingan politik, perbedaan-perbedaan paham dan ideologi, konteks kebudayaan sekitar dan seterusnya. Tidak terkecuali dalam hal ini sejarah perkembangan teologi, pemikiran, doktrin-doktrin keagamaan dan lainnya yang sekilas bersifat ideal dan normative. Karena itu, kita tidak bisa secara langsung mengambil doktrin-doktrin ajaran lepas dari koteksnya. Begitu pula, kita tidak bisa membaca teks-teks keagamaan tanpa memperhatikan situasi politik dan social yang mengintarinya.

Salah satu yang dari hal-hal yang menakjubkan dalam Quran adalah dalam hal kecocokannya dengan science.Quran yang diturunkan pada abad ke-7 kepada Muhammad (s.a.w.) mengandung fakta-fakta ilmiah yang tak terbayangkan dimana baru ditemukan dalam abad ini. Para ilmuwan terkesima dan acap kali tak dapat berkata-kata ketika kepada mereka ditunjukkan bagaimana terperinci dan akuratnya beberapa ayat dalam Quran terhadap ilmu pengetahuan modern.

Sumber : http://www.scribd.com/doc/14034746/kebudayaan-ISLAM

Nama : Dhaniar Kurniasari
Kelas : 1KA32
NPM : 11110921

No comments:

Post a Comment